Showing posts with label HIKMAH. Show all posts
Showing posts with label HIKMAH. Show all posts

Sunday, November 15, 2015

RIBA DALAM PANDANGAN ISLAM

Saat ini riba merupakan suatu kajian yang menjadi diskursus hangat dalam ilmu ekonomi Islam, karena riba merupakan permasalahan yang pelik dan sering terjadi pada masyarakat. Hal ini disebabkan perbuatan riba sangat erat kaitannya dengan transaksi-transaksi di bidang perekonomian (dalam Islam disebut kegiatan muamalah) yang sering dilakukan oleh manusia dalam aktivitasnya sehari-hari.

Pada dasarnya, transaksi riba dapat terjadi dari transaksi hutang piutang, namun bentuk dari sumber tersebut bisa berupa qard, buyu' dan lain sebagainya. Pelarangan riba merupakan salah satu pilar utama ekonomi Islam, di samping implementasi zakat dan pelarangan maisir, gharar dan hal-hal yang bathil. Kata riba berasal dari bahasa Arab, secara etimologis berarti tambahan (azziyadah), berkembang (an-numuw), membesar (al-‘uluw), meningkat (al-irtifa’). Dalam ungkapan Arab kuno “Arbaa fulan 'ala fulan idza azada 'alaihi (seorang melakukan riba terhadap orang lain jika di dalamnya terdapat unsur tambahan atau disebut liyarbu ma a'thaythum min syai'in lita'khuzu aktsara minhu (mengambil dari sesuatu yang kamu berikan dengan cara berlebih dari apa yang diberikan). Riba secara umum didefinisikan sebagai melebihkan kentungan (harta) dari
salah satu pihak terhadap pihak lain dalam interaksi jual beli atau pertukaran barang yang sejenis dengan
tanpa memberikan imbalan terhadap kelebihan tersebut (Al-Jaziri, 1972: 221).

Adapun tahap-tahap pelarangan riba dalam Al-Qur’an adalah:
Tahap pertama;
 disebutkan bahwa riba akan menjauhkan kekayaan dari keberkahan Allah, sedangkan shodaqoh akan
meningkatkan keberkahan berlipat ganda (QS. Ar-Rum: 39).
 Tahap kedua;
pada awal periode Madinah, praktik riba dikutuk dengan keras, sejalan dengan larangan pada kitab-kitab terdahulu. Riba dipersamakan dengan mereka yang mengambil kekayaan orang lain secara tidak benar dan mengancam kedua belah pihak dengan
siksa Allah yang pedih (QS.An-Nisa’: 160-161).
Tahap ketiga,
pelarangan riba dengan dikaitkan pada suatu tambahan yang berlipat ganda (QS. Ali Imron: 130). Ayat ini
turun setelah perang Uhud yaitu tahun ke-3 Hijriyah. Menurut Antonio (2001: 49), istilah berlipat ganda
harus dipahami sebagai sifat bukan syarat sehingga pengertiannya adalah yang diharamkan bukan hanya yang berlipat ganda saja sementara yang sedikit, maka tidak haram, melainkan sifat riba yang berlaku umumpada waktu itu adalah berlipat ganda.
Tahap keempat;
merupakan tahap terakhir di mana Allah dengan tegas dan jelas mengharamkan riba, menegaskan perbedaan
yang jelas antara jual beli dan riba dan menuntut kaum Muslimin agar menghapuskan seluruh hutang-pihutang yang mengandung riba (QS. Al- Baqarah: 278-279).

Adapun macam-macam riba ada 2 yakni,
 pertama,riba akibat hutang-piutang disebut Riba Qard, yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtarid), dan Riba Jahiliyah, yaitu hutang yang dibayar dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
Kedua, riba akibat jualbeli disebut Riba Fadl, yaitu pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis barang ribawi, dan Riba Nasi'ah,
yaitu penangguhan atas penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang diperlukan dengan jenis barang
ribawi lainnya. Riba nasi'ah muncul dan terjadi karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara
yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian.
Berbicara riba identik dengan bunga bank atau rente, sering kita dengar di tengah-tengah masyarakat bahwa rente disamakan dengan riba. Pendapat itu disebabkan rente dan riba merupakan "bunga" uang, karena
mempunyai arti yang sama yaitu sama-sama bunga, maka hukumnya sama yaitu haram. Dalam prakteknya, rente merupakan keuntungan yang diperoleh pihak bank atas jasanya yang telah meminjamkan uang kepada debitur dengan dalih untuk usaha produktif, sehinggadengan uang pinjaman tersebut usahanya menjadi
maju dan lancar, dan keuntungan yang diperoleh semakin besar. Tetapi dalam akad kedua belah pihak baik kreditor (bank) maupun debitor (nasabah) sama-sama sepakat atas keuntungan yang akan diperoleh pihak bank. Timbullah pertanyaan, di manakah letak perbedaan antara riba dengan bunga?

Untuk menjawab pertanyaan ini, diperlukan definisi dari bunga. Secara leksikal, bunga sebagai terjemahan
dari kata interest yang berarti tanggungan pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan denganpersentase dari uang yang dipinjamkan. Jadi uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa riba "usury" dan bunga " interest" pada hakekatnya sama, keduanya samasama memiliki arti tambahan uang. Riba (usury) erat kaitannya dengan dunia perbankan konvensional, di mana dalam perbankan konvensional banyak ditemui transaksi-transaksi yang memakai konsep bunga, berbeda dengan perbankan yang berbasis syari'ah yang memakai prinsip bagi
hasil (mudharabah) yang belakangan ini lagi marak dengan diterbitkannya undangundang perbankan syari'ah di Indonesia nomor 7 tahun 1992. Islam mengharamkan riba selain telah tercantum secara tegas dalam al-
Qur'an surat al-Baqarah ayat 278-279 yang merupakan ayat terakhir tentang pengharaman. riba, juga mengandung unsure eksploitasi. Dalam surat al-Baqarah disebutkan tidak boleh menganiaya dan tidak (pula) dianiaya, maksudnya adalah tidak boleh melipat gandakan (ad'afan mudhaafan) uang yang telah dihutangkan, juga karena dalam kegiatannya cenderung merugikan orang lain.

baca juga HUMOR SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN

Saturday, November 14, 2015

HUMOR SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN

Dalam wacana pendidikan Islam dikenal "adagium al-thariqatu ahammu minal-maddah"(penguasaan metode lebih penting daripada penguasaan materi).Adagium ini tentu saja tidak bermaksud mengecilkan pentingnya penguasaanmateri dalam aktifitas mengajar siswa. Kalimat tersebut memberi penegasan bahwa untuk mencapai tujuan belajar maka seorang guru hendaknya menggunakaan metode-metode mengajar yang tepat.
Salah satu metode mengajar dalam khazanah pendidikan Islam yang telah berusia tua adalah metode humor. Agar suasana belajar tidak tegang, monoton, kaku dan berubah menjadi segar, ceria dan menggembirakan maka guru melontarkan humor-humor edukatif di sela-sela waktu mengajarnya. Dalam perkembangannya, metode humor menjadi ciri khas pendidikan Islam. Di dunia pendidikan Arab dikenal tokoh-tokoh humor seperti Abu Nawas dan Nasrudin Hoja. Masing-masing tokoh dideskripsikan memiliki kecerdikan serta
rasa humor yang tinggi dan hampir di setiap humornya mengandung kritik sosial. Ada perbedaan besar antara Abu Nawas dan Nasruddin Hoja. Abu Nawas adalah seorang penyair yang kurang taat beribadah. Ia juga dikenal sebagai pemabuk dan gemar berfoya-foya dalam kehidupan yang mewah. Abu Nawas baru mendalami agama pada masa tuanya. Sementara itu Nasruddin Hoja adalah seorang ulama, guru, dan hakim yang hidup dalam kemiskinan. Maka dari itu kisah-kisahnya penuh dengan nilai-nilai moral dan agama. Dalam khazanah pendidikan Islam di tanah air, humor juga menjadi bumbu penyedap proses belajar mengajar. Dunia pesantren, madrasah dan perguruan tinggi Islam sangat kaya dengan joke, humor dan canda dari para pengasuhyang pintar melontarkan humor-humor untuk menarik perhatian audiens-nya. Demikian juga KH. AR. Fahrudin, mantan ketua pimpinan pusat Muhammadiyah empat periode yang juga digemari ceramahnya karena guyonan-guyonannya. Meskipun banyak ustadz, guru, mubaligh dan kyai yang memanfaatkan metode humor dalam proses mengajar siswa, namun tidak sedikit pula yang justru bersikap sebaliknya. Kalangan ini menganggap bahwa tertawa sebagai buah dari humor akan mengeraskan dan membutakan hati nurani. Hidup, menurut mereka harus dijalani dengan penuh kesungguhan dan keseriusan karena sesungguhnya dunia adalah penjara bagi kaum muslim (al-dunya sijnu al-muslim).

Bersendagurau, bercanda dan humor di sela-sela mengajar adalah sia-sia dan mengurangi kewibawaan guru di depan siswa. Lebih serius lagi, mereka menganggap humor apalagi sampai membuat orang tertawa terbahak-bahak adalah perbuatan syetan. Tulisan di depan anda saat ini, berusaha menjawab apakah humor
sebagai metode mengajar diperbolehkan oleh syara’ Islam atau justru dilarang. Adapun perspektif kajian yang digunakan adalah perspektif hadits Nabi shalla Allahu ‘alaihi wa sallam.
Hadits Nabi SAW yang berisi tentang anjuran menggunakan metode yang menggembirakan (baca: humor) dapat ditemukan di dalam hadits utama berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ : حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، قَالَ : حَدَّثَنِي أَبُو التَّيَّاحِ ، عَنْ أَنَسٍ ، عَنِ
.النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : يَسِّرُوا ، وَلاَ تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا ، وَلاَ تُنَفِّرُوا
Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami (dengan berkata) Yahya bin Sa’id menceritakan kepada
kami (dengan berkata) Syu’bah menceritakan kepada kami (dengan berkata) Abu Tayyah menceritakan
kepadaku yang diterima dari Anas dari Nabi SAW. Nabi SAW bersabda: Mudahkanlah (mereka) dan jangan kau persulit, gembirakanlah dan jangan membuat (mereka) lari
(menjauhimu).
Imam Nawawi dalam syarahnya terhadap Shahih Muslim mengatakan bahwa hadits tersebut ditujukan kepada Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa al-‘Asy’ari yang diutus untuk berdakwah (mengajar) ke Damaskus. Kedua sahabat Nabi tersebut dipesan agar dalam berdakwah (mengajar) menempuh cara-cara yang mudah dipahami dan menggembirakan. Metode tersebut sangat tepat digunakan untuk masyarakat yang masih awam atau masyarakat yang belum lama menyatakan ke-Islamannya. Yassiru wa la tu’assiru (mudahkanlah dan jangan membuat sulit) mempunyai makna hendaknya dalam pemilihan materi ajar, seorang guru memulai dengan hal-hal yang mudah dipahami siswa dulu kemudian meningkat ke yang lebih sulit, rumit dan kompleks. Prinsip ‘allimu bi qadri ‘uqulihim (ajarlah siswa sesuai dengan kadar kemampuannya) hendaknya dijadikan acuan bagi setiap guru. Kalimat tersebut juga memiliki arti "gunakan cara-cara atau metode-metode yang bisa membantu pemahaman siswa terhadap suatu materi sehingga terhindar dari kesulitan." Seorang guru harus menguasai dan mampu mempraktekkan teaching skills (ketrampilan- ketrampilan-mengajar). Salah satu di antaranya yaitu kemampuan menjelaskan materi. Poin-poin penting dalam hal kemampuan menjelaskan ini antara lain: keterangan guru memiliki kriteria berfokus pada inti pelajaran, menarik perhatian siswa, mudah ditangkap (dicerna) oleh siswa, penggunaan contoh, ilustrasi, analogi, dan semacamnya yang menarik perharian siswa. Dalam rangka memudahkan pemahaman siswa tersebut maka Rasulullah SAW selanjutnya bersabda wa baasyiru (gembirakanlah). Mempelajari materi ajar membutuhkan peran akal dan hati. Bila siswa memiliki keterbatasan berpikir dalam upaya menyerap materi ajar, maka hendaknya seorang guru menambahkan humor atau melakukan kegiatan yang menyenangkan di sela-sela belajar. Beberapa manfaat yang dapat didapat adalah:
memecahkan rasa kejenuhan dan kebosanan siswa,memberi rehat bagi guru, mengasah hati dan memberikan suasana baru untuk melanjutkan pelajaran, dan merubah suasana kelas yang kering menjadi segar dan
menyenangkan.
Mendesain suatu proses belajar yang menggembirakan adalah sangat penting, karena belajar yang menggembirakan merupakan kunci utama bagi individu untuk dapat memaksimalkan hasil yang bisa dicapai dalam proses belajar.
Bobbi De Potter dan Mike Hernacki mengangkat hal tersebut sebagai falsafah dasar yang harus dikembangkan dalam proses belajar. Al-Syaibaniy, seorang pakar pendidikan Islam, juga berpendapat senada. Ia memandang sangat penting membuat aktifitas pendidikan menjadi suatu proses yang enyenangkan dan menciptakan kesan baik pada diri siswa. Pendapat ini berdasarkan firman Allah:
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Al-Syaibaniy menafsirkan ayat di atas sebagai berikut: “Katakanlah wahai hambaKu yang berlebih-lebihan terhadap diri mereka, jangan kamu putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya amal yang paling disukai di sisi Allah adalah memasukkan kegembiraan di hati mukmin.

Mendesain suatu proses belajar yang menggembirakan adalah sangat penting,karena belajar yang menggembirakan merupakan kunci utama bagi individu untuk dapat memaksimalkan hasil yang bisa dicapai dalam proses belajar. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode humor.

baca juga BELAJAR DARI FILOSOFI SEMUT

Wednesday, November 11, 2015

BELAJAR DARI FILOSOFI SEMUT

 http://ikpi-rabbani.blogspot.co.id/2015/11/belajar-dari-filosofi-semut.html
Ada seorang profesor dari Inggris melakukan penelitian tentang kebiasaan seekor semut.Hari pertama, ia meletakkan segenggam nasi yang jaraknya terlalu jauh dari sebuah sarang semut. Setelah menunggu sekitar lima menit, secara tidak diduga datang serombongan semut mendekati nasi tersebut. Dan kemudian
mereka mengangkat sebutir nasi secara satu persatu sampai nasi itu habis. Melihat peristiwa
tersebut Profesor tersebut berdecak kagum dan sambil menuliskan hasil pengamatannya tadi. Hari kedua, profesor tersebut melakukan suatu percobaan yang cukup unik. Dia mencari sebuah sarang semut yang cukup besar. Setelah ditemukannya sarang semut tersebut, profesor tersebut langsung menghancurkan sarang semut tersebut. Karena merasa sarangnya diganggu, maka semut pun berhamburan keluar dan naik
keatas sepatu dan celana profesor tersebut dan mulai melakukan pembalasan. Mereka menggingitnya dengan semangat. Tidak hanya satu tapi ratusan semut ikut membantu. Mereka tak peduli pada bahaya yang mengancam. Bisa jadi badan mereka hancur dan remuk oleh tangan dan sepatu sang profesor. Lewat pengamatannya selama dua hari tersebut sang profesor menemukan banyak karakter positif dari semut. Dan hebatnya karakter semut yang seakan sudah menjadi filosofi hidup para semut, dapat dijadikan pedoman untuk bekerja.

Memang filosofi itu sangat sederhana, namun jika kita dapat menerapkannya, kita akan menjadi pekerja handal yang luar biasa. Untuk itu, mari kita simak filosofi semut yang hebat berikut ini:
• Semut selalu bekerja sama
 http://ikpi-rabbani.blogspot.co.id/2015/11/belajar-dari-filosofi-semut.html
Coba kita perhatikan cara kerja semut, mulai dari mengangkat sebutir nasi sampai memakannya.
Mereka selalu bekerja sama. Sebutir nasi yang cukup berat bagi semut, diangkat beramai-ramai ke tempat mereka.Begitu seterusnya hingga butiran nasi yang mereka angkut mencukupi kebutuhan makan mereka. Kemudian mereka akan menyantapnya pula bersama-sama. Kerjasama dan kekompakan para semut bisaAnda jadikan teladan. Misalnya, saat rekan kerja kita kesulitan, apa salahnya kita membantu. Toh hasilnya bukan untuk kepentingan pribadi namun demi kepentingan kelompok atau bersama.
• Semut saling peduli
Kebiasaan semut yang saling bersentuhan (mungkin dalam bangsa manusia, menegur atau bersalaman) jika bertemu, menandakan bahwa bangsa semut memiliki kepedulian dan keakraban yang tinggi. Mereka merasa bahwa tidak ada yang berbeda di antara mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, sentuhan yang berarti 'care' memberi arti tersendiri bagi kita. Bayangkan, apa jadinya jika di lingkungan kita, sudah tidak saling peduli? Sangat menyiksa bukan..?. Maka dari itu sikap ini dapat ditumbuhkan untuk menjaga kekompakan dan menumbuhkan iklim kehidupan yang kondusif.
• Semut tidak pernah menyerah
Bila kita menghalang-halangi dan berusaha menghentikan langkah para semut, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan keluar. Suatu filosofi yang bagus, bukan?
Jangan sekali-kali menyerah untuk menemukanjalan menuju tujuan kita sendiri.
• Semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin
Ini adalah cara pandang yang penting. Kita tidak boleh menjadi begitu naif dengan menganggap musim panas akan berlangsung sepanjang waktu. Semut-semut mengumpulkan makanan musim dingin mereka dipertengahan musim panas. Karena sangat penting bagi kita untuk bersikap realitis. Di musim panas kita harus memikirkan tentang halilintar. Kita seharusnya memikirkan badai sewaktu kita menikmati pasir dan sinar matahari. Berpikirlah ke depan, seperti halnya 'sedia payung sebelum hujan'.
 http://ikpi-rabbani.blogspot.co.id/2015/11/belajar-dari-filosofi-semut.html
• Semut menganggap semua musim dingin sebagai musim panas
Ini juga penting. Selama musim dingin, semut mengingatkan dirinya sendiri, "Musim dingin tak akan berlangsung selamanya. Segera kita akan melalui masa sulit ini." Maka ketika hari pertama musim semi tiba,
semut-semut keluar dari sarangnya. Dan bila cuaca kembali dingin, mereka masuk lagi ke dalam sarangnya. Lalu, ketika hari pertama musim panas tiba, mereka segera keluar dari sarangnya. Mereka tak dapat menunggu untuk keluar dari sarang mereka. Dengan bahasa lain, filosofi semut dapat kita teladani di lingkungan kita. Dengan menjaga kerjasama, kekompokkan, saling peduli, kerja keras, pantang menyerah, dan optimis memandang masa depan. Bagaimana? Tentu saja karena kita lebih hebat dari bangsa semut, kita bisa mencapai sukses yang luar biasa, jika kita berusaha!
Sukses buat kita semua…!

Tuesday, November 10, 2015

JANAGN MENUNDA PEKERJAAN HARI INI SAMPAI BESOK

jangan menunda

Pada zaman ini sudah banyak sekali penyakit dan virus jahat seperti kolera dan penyakit lumpuh yang menjangkit tubuh manusia. Dan bisa jadi penyakit itu akan menyebaban kematian apabila peyakit tidak segera diobati. Tetapi terdapat beberapa macam penyakit dan virus yang menyerang manusia dalam pengaturan hidup dan waktunya yaitu mengulur waktu dan hobi membuat alasan agar pekerjaannya selalu ditunda, penyakit ini adalah penyakit berbahaya bahkan dia adalah musuh utama bagi kedisiplinan seseorang. Sebenarnya tidak ada satu orang pun yang menyukai untuk menunda suatu pekerjaan karena hal itu adalah musibah yang besar bagi kehidupan nya.
sekarang besok
 1. Apakah yang disebut dengan menunda nunda pekerjaan? Menunda pekerjaan adalah anda lebih mementingkan dan mengerjakan pekerjaan yang kepentingannya di bawah kepentingan suatu pekerjaan yang semestinya anda kerjakan terlebih dahulu, atau condong untuk mengakhirkan pekerjaan penting dan tugas sampai esok hari atau setelahnya, dan dalam tingkat yang selanjutnya adalah menciptakan beberapa alasan agar orang lain dapat memakluminya. Orang yang selalu seperti ini adalah orang yang tidak pernah menyelesaikan pekerjaannya, dan andaikan pekerjaan itu selesai, dia tidak akan maksimal dalam mengerjakannya. Sebagai contoh, seseorang yang lebih suka menambah satu cangkir kopi tambahan dari pada harus kembali menyelesaikan tugasnya atau harus kembali untuk belajar, dengan alasan harus meminum satu gelas kopi tambahan agar dia siap untuk kembali bekerja. Dan ketika anda duduk untuk menonton televisi sedangkan ada satu urusan penting yang harus anda kerjakan, dengan alasan masih ada waktu luang untuk menyelesaikan nya. 

2. Apakah Anda termasuk dari orang yang sering menunda-nunda pekerjaan? Untuk memprediksikan apakah anda adalah orang yang telah terjangkit penyakit menunda waktu atau tidak, kami memberikan beberapa pertanyaan yang akan membantu untuk lebih mengenali karakter anda:
“Apakah saya adalah bagian dari orang-orang yang sering membikin alasan untuk menunda pekerjaan?”
“Apakah saya harus selalu berada di bawah tekanan agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna?” 
“Apakah saya merasakan tidak sama sekali terikat dengan suatu pekerjaan yang sebenar nya dibebeankan kepada Saya?”
“Apakah saya meninggalkan pekerjaan di saat saya mulai kesulitan dalam menyelesaikan nya?”
“Apakah saya gagal untuk mengendalikan hal hal yang tidak terlalu penting agar dapatfokus untuk menyelesaikan tugas?”
“Apakah saya sering membebani partner kerja saya untuk menyelesaikan tugas yang seharus nya saya selesaikan?”
Apabila sebagian besar jawaban anda dari pertanyaan ini adalah “sering”, maka virus berbahaya telah menyebar pada seluruh tubuh anda. Dan apabila jawabannya adalah terkadang, maka masih ada waktu yang banyak untuk meminum obat penyembuh. Dan apabila sebagian besar jawabannya adalah sedikit, maka virus masih dalam tahap awal penyebarannya. Tetapi apapun jawabannya, kita akan menemukan diri kita masing-masing masih memperpanjang dan menunda-nunda penyelesaian masalah dalam satu sisi atau yang lainnya. Ini semua disebabkan oleh sebagian besar manusia mempunyai kebiasaan menunda pekerjaan. Sebagai contoh, terdapat pelajar yang tidak pernah membuka buku untuk mengulang kembali pelajarannya kecuali pada malam-malam ujian akhir. Dan juga terdapat pegawai yang baru menyelesaikan pekerjaannya setelah batas waktu nya terlewatkan.
3. Bahaya yang akan dihadapi oleh orang yang sering menunda nunda pekerjaan.
• Banyaknya waktu yang akan terbuang secara percuma.
• Akan keluar dari jalur dalam menempuh visinya.
• Akan dijauhkan dari keberhasilan, bahkan akan
menggagalkan keberhasilan itu sendiri, karena kebanyakan dari kita menjauhkan diri dari pekerjaan yang susah, yang tidak disukai oleh nafsu pribadi.
4. Mengapa kita menunda-nunda pekerjaan?
• Rasa malas, ketika anda mengatakan kepada diri anda, “Saya pada saat ini belum siap untuk menyelesaikan pekerjaan ini”. 
• Pekerjaan yang tidak disukai oleh hawa nafsu mendorong manusia untuk menunda pekerjaan, dan ini adalah sebab yang paling sering dijumpai.
• Ketakutan dari hal-hal yang belum diketahui. Setiap pekerjaan yang diembankan kepada kita pasti mempunyai sisi yang belum tersingkap, dan apabila kita telah memulai pekerjaan itu, maka rasa takut itu akan hilang secara berangsur-angsur.
• Menunggu waktu kosong dan konsentrasi kembali maksimal, ini tidak akan datang secara sendiri nya, kita harus menyediakan dan mencari nya langsung.
• Takut akan kesalahan.
5. Bagaimana mengatasi kebiasaan ini?
• Penting nya memiliki visi

Cara yang paling mudah untuk mengatasi kebiasaan menunda-nunda ini adalah dengan tidak membiarkannya menjadi dasar dari semua pekerjaan. Tetapi apa yang harus kita lakukan apabila hal itu telah melekat pada kebiasaan kita? Setiap orang yang sukses di kehidupan mereka adalah mereka yang memiliki visi yang jelas dalam hidup, oleh karena itu mereka dapat meraih dan menyelesaikannya scepat dan semaksimal yang mereka bisa. Contoh dari hal ini, “Saya ingin mendapatkan nilai yang tinggi agar dapat melanjutkan belajar di universitas yang saya inginkan dan mempunyai keterampilan khusus yaitu insinyur komputer.”
“Apakah saya benar-benar menginginkannya dan bersungguh sungguh untuk itu?”
“Berapa jam per-hari saya memfokuskan untuk mempelajari materi pelajaran?”
“Apakah Saya mampu untuk mencapai target ini?”
“Apakah saya mampu untuk selalu bersabar ketika mengikuti pelajaran agar mendapatkan keberhasilan yang memuaskan?”
6. Berhentilah dari menunda pekerjaan Anda.
• Khususkanlah waktu untuk menyelesaikan tugas.
• Berjanjilah dengan diri anda sendiri dan katakan, “Saya tidak akan membuat alasan untuk tidak menyelesaikan tugas ini.
• Berjanjilah untuk tidak meninggalkan tempat Anda bekerja kecuali setelah mendapatkan target dan menyelesaikan pekerjaan pada hari itu.
• Motivasilah diri anda dan tanyakan, masalah apa yang akan Saya hadapi ketika menunda penyelesaian tugas ini?
• Siapkanlah hadiah bagi diri anda sendiri ketika telah selesai menyelesaikan tugas.
• Cara yang paling efektif menghadapi tugas anda sehari-hari adalah dengan langsung mengerjakan nya pada hari itu.
“Jangan menunda pekerjaan hari ini, mulailah mengerjakannya sekarang dan selesaikan..!.”

baca juga UMUR MANUSIA

Sunday, November 8, 2015

UMUR MANUSIA


Umur manusia merupakan perkara yang goib dan juga merupakan rahasia Allah SWT.  Tak ada seorang pun yang dapat mengetahui kapan dan di mana kita akan dipangggil oleh Sang Pencipta. Sesungguhnya Allah telah menetapkan umur seseorang, tidak di panjangkan dan tidak pula di pendekkan (QS Al-Fathir: 11) Sering kali kita berfikir seberapa panjangkah umur yang kita miliki, 65 tahun, 30 tahun, 20 tahun, setahun lagi, sebulan lagi, sehari lagi, atau bahkan 6 jam lagi kita tidak akan pernah mengetahuinya.
Jika anda mengetahui umur anda hanya tinggal setahun lagi, apa yang anda akan lakukan?, mungkin sebagian orang akan lebih tekun beribadah, memperbanyak dzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an, menjalankan Sunnah Nabi Muhammad dan memperbanyak silaturahmi akan tetapi sebagiannya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersenangsenang, liburan ke tempat yang belum dikunjungi, makan sepuasnya, segera menikah dll. Saudaraku, banyak diantara kita yang tidak menggunakan waktu yang sangat singkat ini dengan tidak maksimal atau padat, khususnya kaum muda yang berada dalam fase keingintahuan yang luar biasa. Banyak diantara teman kita yang menggunakan rasa keingintahuan itu dalam segi negatif yang berujung pada keseusahan dan kegagalan di masa tuanya kelak. Alangkah baiknya jikalau kita menggunakan waktu yang singkat ini dengan padat yang bermanfaat bagi sesama, dunia, dan akhirat kelak. Ingatlah saudaraku salah satu hikmah terbesar dirahasiakannya bilangan umur kita oleh Allah adalah agar manusia tidak mengetahui kapan akan meninggal dan agar kita senantiasa mengingat dan menjalankan perintah-Nya. Pada dasarnya apabila kita tidak mengetahui kapan kita meninggal maka kita akan merasa setiap saat adalah ajal kita, dan kita akan berhati-hati dengan tindakan yang kita lakukan. Kita tidak akan tau kapan ajal akan menjemput kita, entah saat remaja, atau saat tua, dan kita tidak akan tau kapan dan dimana kita akan dijemput oleh Allah, entah saat berkendara, belajar, atau membaca Al-Qur’an. 

Bila kita bayangkan seandainya Allah memberi tahu kapan ajal akan menjemput kita, akankah kita akan senantiasa mengingat-Nya? Selalu memuji-Nya? Taat beribadah kepada-Nya? Kenyataan yang dapat kita lihat saat ini adalah: 
• Sedikit manusia yang menghiasi waktu mereka dengan beribadah. 
• Lebih banyak manusia terus-terusan berbuat dosa hingga akhir hayatnya.
• Jauh lebih banyak manusia yang berbuat dosa dan ingin bertaubat diakhir hayatnya. 
Kita dapat merasakan bahwa jenis ketigalah yang banyak mendominasi dan berada di dalam masyarakat kita. Orang-orang ini berfikir masih banyak waktu untuk bertaubat, padahal mereka sama sekali tidak mengetahui kapan ajal akan menjemput mereka. Memang manusia dengan perkembangan zaman saat ini telah menemukan cara untuk memprediksi umur manusia melalui panjang suatu bagian ujung kromosom yang disebut telomere. Tapi apakah dengan ini dapat menjamin kehidupan mereka? 
Maka segala puji bagi Allah yang Maha sempurna perhitungan-Nya. Ia mengilhamkan jalan kejahatan dan ketaqwaan (QS As-Syam: 8), maka Ia menyelamatkan manusia dari ketetapan tersebut dengan jalan merahasiakan umur manusia dan menjadikannya salah satu hal yang goib, untuk apa? Agar manusia senantiasa berhati-hati dalam hidupnya dan senantiasa berada dalam kebaikan

baca juga PERAN MEDIA DALAM MASYARAKAT

Copyright @ 2013 RABBANI.

Designed by | TechTabloids